Sunday, July 26, 2009

Mengusir mati (PERGILAH KAU WAHAI MATI!)



MENGUSIR MATI
(pergilah kau wahai mati!)

Mati.....
Pergilah wahai mati, jangan hampiri
Diri tak sudi, mahu diusir itu mati
“Aku mahu hidup seribu tahun lagi”

Diri tak mengerti tentang hidup
Tentang maknawi hidup
Apa lagi mengenai semantik mati
Diri tak peduli
“Aku kepingin hidup seribu tahun lagi”

Biar fatalis menyambut ole-ole mati
Hadiah penderita yang merindui mati
Silakan mati....
Bingkisan maut yang dinanti-nanti
Dikau salah alamat, diri tak sudi
Diri bukan penanti mati
“Aku nak hidup seribu tahun lagi”

Mengapa dicari bahagianya mati?
Tanya diri lagi,
Kecuali jiwa mati sebelum jasad kembali
Bahagia dunia yang diri cari
Biar diri kekal imortal
dan seboleh-bolehnya abadi
“Aku pinta hidup bahagia seribu tahun lagi”.

Diri penolak gamitan mati
Persetan! Mati tak punya erti
Diri penganut pembenci mati
Bahagia hidup kebendaan sejati
Nyawa terhirup dadah ektasi
Nikmat lidah arak di kecapi
Dosa ditambun segunung tinggi
Malah bangga mungkar diagungi
Apa kau peduli
“Karena aku percaya bakal hidup seribu tahun tahun lagi”.


Kuah, Langkawi
4.9.2007
Hedonisme amalan globalisasi, gelombangnya disahut, sebahagian daripada kita, sepenuh hati.

1 comment:

  1. Shaykh Abdul Qadir al Jilani had this advice to people who love this life very much:
    "Think of this life and all the world's pleasure as a chap sitting astride in the bush and about to defecate.That my friend is this life and all the world's pleasure.The hereafter is the better life for the true Muslim"....or to that effect.

    Cogratulation Doc Rachmat for getting a new menantu, insyaallah tak lama lagi akan menimang cucu!

    ReplyDelete