Thursday, April 2, 2009

MENGHITUNG UBAN

Dalam meniti umur senja
Sayu pilu selalu di kalbu
Lelah menyusuri sisa-sisa usia
Bosan menghitung uban di kepala
Menyambut murung bersilih duka.


Tiada masa selangka dulu
Buat membilang kerdutan nestapa
Kulit kendur hati nan lebur
Tanpa ziarah kala uzur.


Wajah luka tidak bersapa
Yatim tua hidup merana
tiada siapa mau menerima
Tika mati di ambang nyawa.


Birai usia berlabuh sunyi
di pengkalan mati
jadi destinasi.

No comments:

Post a Comment