Persepsi Dalam Paradoks
Tampang persepsi
sefahaman benak
Dongeng halusinasi
pada otak yang tampak
Ilusi bulan yg besar
bila mampir di permukaan
Semuanya selari dengan kepercayaan
benak yang memperdaya pertimbangan
Dia,
mata yang mendengar
Dia,
Telinga yang melihat
Padanya,
Lukisan menyanyi di cuping
Padanya,
Muzik menyinar rona-rona penglihatan
Dia,
Lidah yang mengecapi bentuk
Dia,
Hidung membaca alamat
Padanya
Struktur bisa dikecapi lazat
Padanya
Bencana kirim alamat dalam aroma
Dia,
Deria sentuh mengimbas jauh
Dia,
Minda berkelana meninggalkan raga
Padanya
Mengusapi derita dari gua sepi
Padanya
Pengirim ghaib yang menghantar mimpi
Dia,
Pujangga yang tidak mungkin memusuhi “musuh”nya.
Itulah penyair.
(Kaki Gunung Raya, Langkawi
9.7.2007.)
Tampang persepsi
sefahaman benak
Dongeng halusinasi
pada otak yang tampak
Ilusi bulan yg besar
bila mampir di permukaan
Semuanya selari dengan kepercayaan
benak yang memperdaya pertimbangan
Dia,
mata yang mendengar
Dia,
Telinga yang melihat
Padanya,
Lukisan menyanyi di cuping
Padanya,
Muzik menyinar rona-rona penglihatan
Dia,
Lidah yang mengecapi bentuk
Dia,
Hidung membaca alamat
Padanya
Struktur bisa dikecapi lazat
Padanya
Bencana kirim alamat dalam aroma
Dia,
Deria sentuh mengimbas jauh
Dia,
Minda berkelana meninggalkan raga
Padanya
Mengusapi derita dari gua sepi
Padanya
Pengirim ghaib yang menghantar mimpi
Dia,
Pujangga yang tidak mungkin memusuhi “musuh”nya.
Itulah penyair.
(Kaki Gunung Raya, Langkawi
9.7.2007.)
No comments:
Post a Comment